Cerita Lucu Ala Rusia
Kisah Hakim Yang Sok Adil Bijaksana

Seperti dongeng klasik pada umumnya, alkisah dimulai dengan: Pada zaman dahulu kala, ada seorang pencuri ulung bernama Malinginov. Pada suatu hari, Malinginov mencoba mencuri rumah saudagar kaya bernama Kayakiyev dengan cara mencongkel jendela. Dia berpikir, jendela rumah orang kaya pasti sangat kokoh. Makanya dikerahkanlah seluruh tenaganya untuk mencongkelnya. Sial. Diluar dugaan, jendela tersebut ternyata keropos sehingga tubuh Malinginov terjatuh yang mengakibatkan kakinya patah.
Kayaknya Malinginov jenis maling yang melek hukum. Buktinya, bukannya tobat malah melaporkan kejadian tersebut pada Hakiminski, pak hakim yang terkenal sok adil dan bijaksana. Malinginov melaporkan saudagar Kayakiyev sebagai warga tak bertanggung jawab.


“Dia harus dihukum, pak Hakim,” kata Malinginov berapi-api, “sebagai orang kaya, tak seharusnya dia memiliki jendela bobrok. Lihat, karena jendela rusaknya itu kaki saya jadi patah.”


Sang hakim ngerasa argumen sang pencuri masuk akal. Maka dipanggillah sang saudagar ke persidangan sebagai terdakwa. Tentu saja saudagar Kayakiyev tak terima. Lucunya, dia menyalahkan tukang kayu yang membuat jendelanya. “Saya sudah membayar mahal tukang kayu untuk membuat jendela yang kuat. Buktinya semua jendela lain di rumah saya baik-baik saja. Tapi entah kenapa justru yang satu itu keropos. Ini jelas kesalahan si tukang kayu karena telah mengurangi kualitas dan tidak sesuai dengan bistek atau spesifikasi teknis. Sama seperti kelakuan kontraktor yang ngerjain proyek-proyek pemerintah di negara sebelah: Indonesia.”


Pak Hakim mengangguk-angguk geleng-geleng tanda galau. Setelah berpikir keras, disimpulkan apa yang dikatakan si kaya masuk akal. Maka diapun memberi perintah pada asistennya: “Panggil tukang kayu bodoh itu segera!”


Dengan gemetaran, tukang kayu bernama Jokovic menghadiri sidang. Dalam pembelaannya, Jokovic menyalahkan seorang gadis cantik bernama Megavatic. Lho, apa hubungannya kasus keroposnya jendela dengan seorang gadis? Jokovic lalu bercerita. Pada saat memasang jendela tersebut, lewatlah Megavatic dengan memakai rok mini. Sebagai lelaki tulen, tentu saja mata si tukang kayu tak tahan untuk blusukan memelototi kaki semulus tol Jagoravic. Itulah sebabnya dia jadi teledor sehinga salah memasang kayu bekas gusuran PKL Kalicondetov sebagai daun jendela.


“Dalam hal ini, yang salah bukan saya melainkan gadis itu, Pak Hakim,” kata Jokovic diakhir pembelaannya.


Lagi-lagi sang hakim mengabulkan pembelaan si tukang kayu karena berpikir apa yang dikatakannya benar. Maka dipanggillah Megavatic, sang gadis berrock mini ke persidangan.


Dan kali inipun pak hakim dibuat pusing tujuh keliling karena si cantik ini juga punya argumen. Biasanya dia tak pernah pake rok mini. Dia memakainya hanya sekali pada saat lewat di depan rumah sang saudagar. Itupun gara-gara tukang jahit yang memotong roknya kependekan, tidak sesuai dengan pesanan.


Mungkin karena udah capek deh, pak hakim memutuskan bahwa tukang jahitlah yang jadi terpidana tunggal dalam kasus ini. Vonisnya tak main-main. Hukum gantung! Itu berdasar analisa bahwa si tukang jahit melakukan kejahatan berantai. Mulai dari menjahit yang kependekan sehingga membuat kaki seorang gadis memaksa mata tukang kayu piknik kemana-mana mengakibatkan jendela rumah si kaya keropos dan berakhir pada patah kakinya seorang pencuri.


Tanpa memberikan hak membela diri, pak hakim memerintahkan stafnya untuk melaksanakan hukum gantung pada si tukang jahit.


Pak hakim tersenyum puas. Sambil nyeruput secangkir kopi, mendengarkan irama rancak lagu Sakitnya tuh di sini dan menyelonjorkan kaki, pak hakim berpikir: Inilah keputusan paling adil dan bijaksana sepanjang kariernya sebagai penegak hukum.


Mendadak datang petugas yang diutus sebagai algojo melapor. “Maaf pak, acara gantung menggantung tak jadi dilaksanakan. Masalahnya tubuh penjahit itu kelewat jangkung, lebih tinggi dari tiang gantungannya. Apa kita perlu import tiang gantungan dari Indonesia? ”


“Bodoh!” Pak hakim berteriak gusar. “Masalah tiang gantungan aja kok repot banget sih? Ngapain kita mesti capek buang-buang anggaran hanya untuk mengganti tiang gantungan. Ganti aja tukang jahitnya yang punya tubuh lebih pendek. Beres, kan? Dasar gak kreatip babar pisan!!”

Akhir kisah, seorang penjahit pendek yang tak tahu menahu masalahnya harus rela digantung untuk menghemat anggaran belanja negara. Si penjahit jangkung kini jadi desainer top dunia. Pak Hakim yang “adil dan bijaksana” kini jadi penghuni rumah sakit jiwa. Si saudagar sang pemilik jendela bertambah kaya. Kabar terakhir menyebutkan dia terlibat kasus mirip kejadian di atas. Kali ini tanpa sengaja tukang bornya melakukan kelalaian sehingga menenggelamkan 3 kecamatan. Si gadis cantik kini jadi ketua parpol besar. Dan si tukang kayu kini jadi presiden!!

G+

klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Cartoon Spice

Post a Comment Blogger

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda, dimohon untuk tidak menaruh link aktif di dalam kolom komentar. Link aktif dan spam akan dihapus oleh admin

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

 
Top